Kita menghusnul khotimahkan amanah
adalah kita selaku orang yang mengemban amanah, maka semaksimal mungkin untuk
dapat menunaikan amanah dengan sebaik-baiknya. Karena amanah erat sekali
hubungnnya dengan keimanan seseorang, sebab orang yang beriman adalah ia yang
mampu melaksanakan amanah. Seperti dalam ayat Al-Qur`an allah gambarkan.
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” (QS Al-Anfaal 27).
Orang yang amanah maka ia akan berupaya
untuk mensukseskan amanahnya, bukan hanya di awal amanah itu datang, ketika
amanah itu sampai pada pertengahan masanya, atau bahkan amanah itu sampai
kepada ujungnya. Tetapi orang yang amanah ia akan senantiasa menjaga amanahnya
berjalan dengan baik dari setiap prosesnya.
Maka untuk dapat menjalankan amanah
dengan baik, seharusnya pelakunya dibekali dengan keimanan serta ruhiyah yang
kuat, keilmuan yang dalam dan kekuatan fisik yang perima serta sarana-sarana
lain yang mendukung untuk menghantarkan amanah sampai pada kesuksesan. Seperti Imam Syahid Hasan Al-Banna pernah berkata:
“Oleh
karena itu wahai ikhwan kuatkanlah keimanan dan ruhiyah kalian, kuatkanlah ilmu
dan tsaqafah kalian serta kuatkanlah fisik dan segala sarana yang dapat
digunakan untuk memikul amanah. Dan Allah memerintahkan kepada kita untuk
mempersiapkan segala bentuk kekuatan.”
Hidup ini ibarat sebuh perjalanan yang
jauh dan panjang dimana melakukannya adalah dalam rangka menunaikan amanah dari
allah Swt. Tentu dalam kehidupan seorang manusia, setidaknya di batasi oleh
empat dimensi. Pertama, dimana bumi
sebagai tempat untuk beramal. Kedua,
waktu atau umur sebagai sebuah peluang untuk beramal. Ketiga, nilai-nilai islam adalah yang menjadi landasannya. Keempat, kemampuan dan potensi diri
adalah sebagai bekal dan modal untuk beramal.
Maka orang yang bijak adalah yang ia bisa
mengambil hikmah dengan mengukur keterbatasan-keterbatasan dirinya untuk menghasilkan
sebuah nilai yang tinggi dan hasil baik dengan penuh keberkahan. Orang-orang
yang beriman adalah orang-orang yang senantiasa sadar bahwa detik-detik
hidupnya adalah karya dan amal shalih. Maka pasti ia akan menghusnul
khotimahkan amanah-amanahnya.
Amanah yang menghusnul khotimahkan kita
adalah bahwa hakekatnya amanah merupakan tanggung jawab dan kepercayaan yang
allah Swt berikan kepada manusia. amanah
itu sendiri akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Barangsiapa yang menunaikan amanah sekecil
apapun itu, niscaya akan dilihat oleh Allah swt, begitupun barangsiapa yang
melalaikan amanah sekecil apapun itu, niscaya allah akan melihatnya pula. Karena manusia
tidak akan dapat lari dari tanggungjawab itu, sebab tempat yang ditinggali
adalah bumi Allah, umur yang dimiliki adalah ketentuan Allah, potensi yang ada
adalah anugerah Allah dan nilai Islam adalah tolok ukur dari pelaksanaan amanah
tersebut. Kemudian mereka akan datang menghadap hanya kepada Allah Swt.
Amanah yang disia-siakan pastilah akan
berdampak terhadap dirinya, bahkan jauh dari pada itu akan berdampak kepada
yang lainnya. Karena sekecil apapun amanah yang di tunaikan, maka akan memetik
buah yang manis dan sebaliknya sekecil apapun amanah yang disia-siakan maka
buah yang pahitlah yang akan dipetiknya.
Seharusnya kita bisa belajar dari kisah
perang uhud dimana Rasulullah saw. memerintahkan satu pasukan pemanah untuk
tetap berjaga di bukit Uhud dan tidak meninggalkan pos itu. Tetapi, ketika
pasukan perang umat Islam sudah di ambang kemenangan, dan sebagian yang lain
bersorak sambil memunguti rampasan perang, maka pasukan pemanah pun tergoda dan
ikut-ikutan mengambil rampasan perang itu. Akhirnya pasukan kafir berhasil
memukul mundur pasukan umat Islam, dan rampasan perang pun raib dari tangan
mereka. Lebih lagi yang memilukan dari itu adalah darah segar berceceran dari
muka Rasulullah saw, akibat tertembus busur panah. Kisah diatas menggambarkan
akibat sebab amanah yang dilalaikan. Walaupun mungkin hanya sedikit atau kecil
amanah yang terlalaikan, tetapi dampaknya begitu besar.
Namun sebaliknya, amanah akan memuliakan
orang yang menjaganya dengan baik. Seperti halnya Allah berfirman :
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
beriman,(QS.
23:1) …. Dan orang-orang yang memelihara
amanat-amanat dan janjinya. (QS. 23:8).
Maka dari itu amanah yang menghusnul
khotimahkan kita berarti amanah itu jika ditunaikan dengan baik, maka akan
menghantarkan orangnya menuju kesuksesan.
By: Arroisy