Perjuangan Dakwah Lewat Tulisan
Author:
MMM SEBI
Genre:
»
Artikel
Rating
Ilmu yang luar biasa tidak selamanya bisa tertanam dan terekam kedalam fikiran seseorang dengan kuat. Karena otak manusia tidak kuat dalam merekam kata. Tentunya perlu ditulis dan direkam diatas kertas putih. Mengapa demikian sangat penting ilmu di rekam dan di ikat melalui tulisan?. Tentunya sangat penting karena ilmu yang melalui tulisan bisa menjangkau secara umum, bertahan lama dari masa kemasa, sangat praktis dalam keadaan situasi apapun serta dapat dibaca kapanpun dimana pun dalam kondisi apapun, dan dapat dikatakan buku merupakan guru yang tidak berbohong. Ketika kita butuh menyelesaikan suatu masalah maka yang menjadi rujukan penting adalah ilmu yang telah diikat dengan kertas atau ketika kita jauh dari Ulama’ sedangkan kita membutuhkan hukum untuk diselesaikan. Jika kita mempunyai buku atau mempunyai rangkuman singkat padat, maka otomatis kita tidak usah jauh-jauh mencarinya untuk bertanya.
Kenapa para alim ulama menganjurkan berulang-ulang kepada santrinya harus berusaha mempunyai kitab atau buku-buku ? Karena beliau telah mengetahui manfaat dan gunanya. Apabila santri telah pulang dari pesantren seandainya ada kemuskilan pada suatu masalah, maka tidak usah bertanya lagi (mandiri).
Begitu sangat pentingnya bisa menulis dan membaca. Sampai rasulullah sendiri ketika usai perang badar, orang-orang musrik yang ditawan oleh rasulullah, yang tidak mampu membayar tebusan untuk dirinya dengan uang. Akan tetapi mereka bisa membaca dan menulis. Maka rasulullah mengharuskan masing-masing orang musyrik mengajarkan kepada sepuluh orang muslim membaca dan menulis sebagai ganti tebusan.
Disisi lain kaum muslimin pada zaman dulu banyak sekali menulis ilmu pengetahuan untuk membuktikan kebenaran al Qur’an baik itu yang mengenai bahasa arab, syariat, filsafat, dan akhlak, maupun yang mengenai kesenian, dan ekonomi, sehingga penuhlah buku-buku ilmiah dan perpustakaan-perpustakaan islam di kota-kota besar seperti kairo, cardova, dan lain-lain . Hal ini bersesuaian dengan anjuran al Qur’an yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al Alaq: 1-5 )
demikian pula Allah SAW telah menjelaskan dalam dirman-Nya dalam Q.S. al-Qalam : 1-2
Nun, demi kalam (pena) dan apa yang mereka tulis. Berkat nikmat tuhanmu kamu (muhammad) sekali-kali bukanlah orang gila.”
Seandainya kita mengetahui nikmat dan manfaat bisa menulis dan bisa banyak membaca, tentunya akan mempunyai keinginan utuk belajar, maka bertambah banyaklah kita yang pandai menulis dan banyak pula yang membaca. Seperti para sahabat-sahabat rasulullah yang sangat terkenal adalah Ali bin abi tholib, Ustman bin affan, Ubay bin kaab, Zaid bin tsabit dan Muawiyah. Mereka menuliskan ayat-ayat yang telah di turunkan kepada Nabi.
Seseorang bisa pandai menulis dan membaca itu sangat di hargai dan digembirakan oleh rasulullah. Sebagai mana sabda nabi:
Artinya: “ diakhirat nanti tinta-tinta ulama’ itu akan di timbang dengan darah syuhada. ( orang-orang yang mati syahid ).
Memang kemuliaan dan penghargaan dimata syariat sangat diangkat dan di junjung tinggi apabila tangannya rela menjatuhkan diatas kertas untuk memperbanyak karya tulisan. Terutama memakai bahasa yang memberi kemudahan bagi pembaca yang kurang bisa memahami bahasa dengan baik, untuk menarik perhatian. Orang pintar, orang alim bukan berarti mereka tidak membaca karya-karya orang-orang sebelumnya, melainkan mereka semua melakukan. Seperti para doktor, para dosen mereka mendapakan gelar karena mereka mengambil manfaat dari karya-karya tulisannya. Imam Syafi’i sendiri dalam masa belajarnya ketika mendengarkan tautsiyah dari gurunya, beliau langsung menulisnya diatas pelepah kurma, tulang-tulang, tembingkar lalu dihafalkan Karena takut hilang dan lupa. Jadi sangat penting sekali ilmu diikat dan ditanam atau direkam melalui tulisan.
Sangat jauh dan berbeda sekali apabila berdakwah melalui media elektronik Yang membutuhkan banyak peralatan yang menghabiskan biaya berjuta-juta sampai bermilyaran. Yang mana tentunya cendrung dan mudah hilang diingatan. Lain halnya dakwah melalui tulisan yang dikemas secara ringkas, memakai bahasa ringan untuk menarik perhatian dan mengajak pembaca berfikir dan menirunya bahwa menulis sangatlah mudah dilakukan. Tentunya untuk menjadikan da’i atau aktivis islam penerus yang rajin, untuk memperbanyak dan mengemas sejarah tentang islam dalam bentuk tulisan. Sehingga ilmu yang di peroleh dapat terekam dengan baik dalam lembaran kertas putih yang disatukan jadi buku yang pahalanya akan abadi sepanjang zaman. Sejarah tetap hidup dan dikenang meskipun jazatnya telah hilang dimuka bumi, seperti Imam Nawawi dan Iman Syafi’i dan lain-lain.
Dakwah melalui tulisan yang bagus dan berkualitas memang sangat besar pengaruhnya terhadap orang yang gemar membaca, bukan hanya bisa dikunyah dan dinikmati kelezatannya melaikan menjadi rujukan penting bagi para da’i-da’i atau aktivis islam sebagai penerus, yang tak ingin salah langkah untuk menghindari istilah ”ekstrem”. Seperti halnya karya-karya Ahmad hoosen deedat, seorang laki-laki kelahiran India pada tahun 1918. Ia dikenal ulama’ besar dan tokoh kristologi dan juga dikenal sebagai sang pendebat di Afrika Selatan.
Beliau adalah seorang penjahit yang miskin ia tidak sempat menempuh pendidikan formal sampai usia sembilan tahun. Namun dalam ketekunan dan konsistennya dalam belajar dan kegemaran membaca dan menulis, sehingga bisa menerbitkan buku lebih dari dua puluh judul yang telah diambil manfaatnya oleh orang banyak hingga sampai sekarang dan telah menyebar keseluruh dunia.
Di antara tokoh-tokoh terdahulu yang terkenal di kerajaan fathimiah di mesir dan juga di spanyol. ulama-ulama’ tersebut mengarang ratusan buku dalam bahasa arab. Yang kemudian oleh orang barat di terjemah kedalam bahasa mereka, dan di ambil manfaatnya. Orang barat pada waktu itu masih terbelakang dalam masalah ilmu pengetahuan, mereka terpaksa mempelajari bahasa arab supaya dapat menterjemah bermacam-macam buku yang dikarang oleh para alim ulama. Mereka sengaja datang dari italia, prancis, jerman dan ingris untuk belajar dan menterjemah. Setelah mereka puas mempelajari semua karya tulisan dari ulama’, barulah mereka kembali ke negerinya.
Jasa-jasa ulama’ islam dalam keilmuannya yang di kemas melalui karya-karya tulisannya memang diakui oleh orang barat sendiri. Mereka mengatakan bahwa islam itu adalah ibarat jembatan yang menghubungkan antara kemajuan eropa di masa dulu dengan kemajuan di masa sekarang.
Marilah kita maju kedepan, menyumbang dan mengembangkan potensi-potensi kita dalam membangun satu remaja besar dan berkualitas di masa yang akan datang.
Kami menjelaskan kepada ikhwan dan akhwat, ”yang sedang belajar menuntut ilmu”, untuk mengajak belajar menulis dan banyak membaca karya-karya tulisan orang lain Supaya berpikir, menkaji dan memperbanyak khazanah sejarah tentang dunia islam melalui ikatan menulis, agar menjadi penerus da’i-da’i atau aktivis islam yang berkwalitas dan berwawasan luas, tentunya untuk membawa dampak dan pengaruh terhadap umat, umat muslim khususnya, menjadi lebih baik dan sempurna.
Keyakinan dan kemauan kami untuk belajar menulis yang menggunakan bahasa kurang begitu bagus. Namun niat kami hanya untuk upaya menyampaikan risalah yang telah diperintahkan oleh Rasulullah.
Sebagaimana sabda nabi:
بَلِّغُوْا عَنِّى وَلَوْ أَيَةً .
Artinya: sampaikanlah dariku meskipun (hanya) satu ayat.
Dan kami mencoba belajar menulis, tahap demi tahap untuk mengembangkan potensi kami. Mudah-mudahan bisa di ambil manfaatnya oleh ikhwan dan akhwat seperjuangan. Apabila ada kata-kata yang salah atau kurang berkenang di hati dalam tulisan kami. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari kalian. Kesempurnaan hanyalah milik Allah sedangkan kami tidak lepas dari salah dan dosa. wassalam.
prins
Posted by MMM SEBI
Posted on
Zadanallah ilman wa hirsha. mumtaz ya ustazd