Mendengar kata “LIBURAN” mungkin identik dengan kata jalan-jalan,
pulang kampung, atau bersenang-senang. Namun disadari atau tidak,
liburan itu bisa berdampak buruk bagi kita jika tidak dimanfaatkan
dengan baik. Bahkan liburan itu dapat “membunuh” kita ketika banyak
hal-hal yang tidak bermanfaat yang kita kerjakan hingga akhirnya kita
terpelosok dalam jurang kemaksiatan.
Sebagai seorang mahasiswa, mungkin ketika aktif kuliah kita disibukan
dengan berbagai macam kegiatan organisasi atau tugas kuliah. Setiap
malam mengerjakan tugas, siangnya kuliah dan sore sampai malam hari kita
sibuk untuk rapat atau kerja kelompok. Namun, coba kita fikirkan ketika
waktu liburan tiba. Seolah-olah kesibukan itu semua menghilang begitu
saja. Bahkan kita bingung untuk mengerjakan apa ketika sedang liburan.
Disanalah “pertarungan kesibukan” dimulai. Ya, PERTARUNGAN KESIBUKAN
antara Produktif atau Mematikan.
Apa yang dimaksud dengan Liburan Mematikan?
Mungkin ini hanya sebuah kiasan belaka. Maksud dari “Liburan Mematikan”
ini adalah ketika kita mengisi liburan dengan hal-hal yang tidak
bermanfaat, sehingga mengundang banyak kemaksiatan dalam aktifitas kita.
Misal dalam contoh kasus nyata : Sebut saja si A yang mengisi
liburannya dengan pulang kampung yang jauh. Apa salahnya kalau liburan
diisi dengan pulang kampung? Kan kita rindu dengan orang tua yang
sudah lama tak berjumpa. Tidak, tidak salah. Memang tidak ada salahnya.
Namun hal yang harus diperhatikan adalah aktifitas apa yang kita
lakukan ketika mengisi liburan tersebut. Lanjut ke dalam kisah, si A
tiba di kampung halamannya. Sungguh bahagianya bertemu dengan
keluarganya. Nah, inilah saatnya bagi si A untuk istirahat sejenak dari
kesibukan kuliah. Setiap harinya, si A seperti robot. Pagi hari makan
dan nonton TV. Siang harinya baru mandi dan makan lagi (siang)
dilanjutkan tidur siang. Sorenya nonton acara Gosip di TV swasta. Hingga
menjelang malam hari hanya disitu-situ saja aktifitasnya. Mungkin ada
variasinya dengan main Internet, Fb, Twitter, main games, PS, Shopping,
dsb. Lebih buruknya lagi, ketika si A terayu oleh bisikan syetan untuk
berbagai macam kemaksiatan. Padahal ketika aktif di kampus, si A adalah
seorang Aktifis Lembaga Kemahasiswaan yang di pandang banyak orang.
Inilah yang disebut dengan “Liburan Mematikan”.
Dalam berbeda kasus, Si B adalah seorang aktifis Organisasi di STEI SEBI. Ketika liburan tiba, dia berencana
untuk pulang kampung. Namun ada sesuatu yang berbeda. Karena
kepulangannya agak telat. Karena dia harus mengerjakan tugas beasiswa atau menyusun Program Kerja
(proker) terlebih dahulu. Dan setelah itu dia harus mengisi acara
Seminar Nasional Kepemudaan Muslim di suatu tempat. Sungguh
singkat liburan yang dia miliki. Tiba saatnya untuk pulang kampung. Dia
hanya memiliki waktu 6 hari untuk singgah sejenak di kampung halamannya.
Hanya untuk melepas rasa rindu kepada orangtua dan keluarganya. Dengan
kedewasaannya, dia mengatur jadwal liburannya ketika di kampung halaman.
Di pagi hari, dia harus bangun jam 03.30 untuk sholat malam. Setelah
itu mencoba untuk menghafal Al-Qur`an beberapa ayat. Subuh tiba, dia
bergegas menuju Masjid sekitar untuk sholat jama`ah dan dilanjutkan
dengan membaca Do’a Pagi Harian (Al-Ma`tsurot). Setelah itu, dia mencoba
lagi untuk menghafal Al-Qur`an hingga waktu menunjukan pukul 06.00.
Selanjutnya dia makan bersama keluarga tercinta dan bersenda gurau.
Setelah itu dia melanjutkannya dengan membaca buku “Menjadi Pengusaha
Sukses di Usia Muda” hingga waktu Dhuha tiba. Sholat Dhuha dan dilanjutkan
belajar Desain Grafis secara mandiri. Dan begitu seterusnya dalam
sehari-hari ketika liburan di rumahnya. Mengunjungi sanak saudara untuk
menyambung silaturahim dan bertemu dengan teman-teman Rohis SMA nya
untuk membantu kegiatan Rohis. Begitulah keseharian si B mengisi
liburannya. Tanpa menghilangkan kebiasaan baiknya di kampus. Tilawah One
Day One Juz, Al -Matsurot, menghafal Al-Qur`an, Sholat Jama’ah, Sholat
Dhuha, Tahajud, dsb tidak dihilangkan. Sungguh sangat bernilai liburan
si B. Menjalin Silaturahim dan juga bernilai ibadah (insyaAllah).
Begitulah yang disebut sebagai “Liburan Produktif”.
Kisah diatas hanya sebuah contoh kisah yang sering berada di tengah
kita. Mungkin tidak sepenuhnya seperti itu. Ada beberapa hal yang
ditambahkan atau dikurangkan.
Namun, hal yang perlu kita perhatikan adalah, Liburan mana yang kita pilih? Liburan Mematikan atau Liburan Produktif?
Berikut beberapa referensi kegiatan Produktif selama liburan tiba :
- Menghafal Al-Qur`an
- Membatu orangtua
- Membaca Buku Islami / Umum
- Belajar Desain Grafis
- Searching Materi Ke-Islaman di Internet
- Silaturahim
- Membantu Rohis sekolah
- Tilawah Al-Qur’an
- Sholat Dhuha dan Tahajud
- Zikir Pagi dan Petang (misal : Al-Matsurot)
“Liburan itu bisa memiliki 2 tipe. Tipe liburan Produktif atau Liburan Mematikan”
Ingat 5 perkara sebelum 5 pekara :
“Sehat sebelum Sakit, Muda sebelum Tua, Kaya sebelum Miskin, Lapang sebelum Sempit, dan Hidup sebelum Mati”
Red : Prince
Sumber : Abu Ubaidah
Sumber : Abu Ubaidah
Media Online LDK Al-Hurriyyah IPB