Setiap amanah adalah tanggung jawab, dan setiap tanggung jawab
seringkali dipikul oleh para pemimpinnya. Sudah semestinya para pemimpin harus
memiliki bekal yang cukup untuk menjalankan amanahnya. Entah dari keilmuan,
keteladanan, ketaatan, sampai kedisiplinan dalam memimpin. Berangkat dari sana,
kampus STEI SEBI sebagai kampus perjuangan mengadakan Madrasah Qiyadah season 2
(9/12) untuk mengasah skill kompetensi para pemimpinnya. Penyelenggaranya tak
lain adalah Majelis Musyawarah Mahasiswa (MMM) STEI SEBI yang digawangi oleh
komisi B Kaderisasi. Dan pesertanya adalah BPH PSDM Organisasi Mahasiswa
(ORMAWA) yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Sebi Solidarity for Palestine
(SSP), dan Islamic Economis Forum (IsEF).
Acara tersebut diselenggarakan sejak pukul 5 sore selepas bergulat
dengan buku dan materi perkuliahan. Saat itu peserta nampak masih belum lengkap
karena kesibukan masing-masing. Namun itu tidak menghalangi kegiatan untuk
dimulai. Dengan pembukaan MC yang dipegang oleh Ali Murtadha (Komisi B) maka
acarapun dimulai. Tak lupa lafadz basmallah, pembacaan kalamullah, dan munajat
bersama menjadi starting poin dalam agenda ini. Agenda awal adalah sosialisasi
Standar Operasional Prosedur (SOP) Ormawa. Hal ini tak terlepas dari belum
tersosialisasikannya SOP dengan baik kepada Ormawa khususnya para qiyadah
ormawa.
Peran ini sendiri diambil alih oleh Danu Wijaya (Kord. Komisi C
Litbang). Penjelasan dimulai dengan pertanyaan berapa jumlah SOP Ormawa.
Sayangnya sebagian peserta masih salah tebak bahkan tidak tahu. Sehingga
dijelaskanlah bahwa SOP Ormawa berjumlah 6 buah yaitu Kesekretariatan,
Keuangan, Manajemen Kepanitiaan, Manajemen Rapat, Manajemen Penggalangan Dana,
dan Sanksi. Dipaparkan pula pentingnya SOP ini untuk dijalankan mengingat
muqadimah, alasan, serta ibrohnya.
Setelah itu ada penjelasan tambahan tentang kesekretariatan dan
keuangan serta LPJ oleh Lili Fajri Dailimi (Kord. Komisi A Administrasi dan
Keuangan). Disini banyak sharing dan tanya jawab tentang LPJ Ormawa dan format
barunya. Terutama Rabiatul Munajat selaku sekertaris BEM yang menyampaikan
banyak hal. Alhamdulillah setelah menjelaskan panjang lebar, para peserta
khususnya sekertaris dan bendahara Ormawa memahaminya.
Ada tambahan pula oleh Ali Murtadha selaku MC sebelum menutup sesi ini
yaitu sosialisasi SOP dan tanya jawabnya. Ali menekankan bahwa ormawa tidak
perlu berkutat pada sanksi bagi para jundinya, sebab Ormawa ataupun MMM
bukanlah hakim. Masih banyak urusan yang perlu diurus. Tentunya maksud tersebut
bukan berarti meninggalkan sanksi begitu saja.
Saat adzan maghrib berkumandang, acara sesi inipun ditutup sejenak. Kemudian
semua hadirin dan hadirat MQ 2 menikmati hidangan berbuka puasa bersama, yang
selanjutnya diteruskan shalat maghrib berjamaah.
Selesainya istirahat sampai batas waktu shalat isya, acara MQ 2 dibuka
kembali. Kali ini para peserta disuguhi materi tentang kepemimpinan secara
global. Pengisi acara tersebut adalah Ust. Hendro Wibowo selaku Ka. Prodi MPS
STEI SEBI. Beliau mengambil tema Madrasah Qiyadah : Kondisi Kini dan Tantangan
Kedepan. Dengan pembawaan yang asik dan suasana sunyi romantis malam di Gazebo,
beliau menceritakan kondisi dakwah dari tahun ketahun dengan puncaknya tahun
1998. Beliau menjelaskan pentingnya peran intelektual, akademisi, dan politisi.
Diakhir materi beliau menekankan perlunya pergerakan mahasiswa suatu
kampus untuk ikut mengambil peran dalam mengubah bangsa indonesia kedepan yang
saat ini sedang carut marut. Ketika sesi tanya jawab, hal itu dimanfaatkan oleh
Ibnu Rusyd selaku Presiden BEM untuk menyampaikan unek-uneknya. Ada yang cukup
unik disini, ketika akh Ibnu mengibaratkan kampus STEI SEBI dengan Tazkia
sebagai cerminan PKPU dengan Dompet Dhuafa yang lebih high kualitas.
Ketika iklan mie sedap ingin bakso, maka para peserta MQ 2 disuguhi
makan bakso secara gratis oleh panitia setelahnya. Kemudian acara disambung
dengan kuis motivasi seru yang diisi oleh Jejen Jaenudin selaku Ketua MMM. Model
motivasi tersebut dibuat 2 model. Model pertama dengan pemberian beberapa
masalah yang acapkali terlintas di ormawa yang dikerjakan sendiri. Peserta
disuruh menaruh jawabannya ditembok secara terpisah. Ada sebuah kata yang cukup
menarik dari salah seorang tulisan peserta.
Salah satu hikmah yang bisa dipetik adalah bahwa tempelan yang
berantakan membuktikan tidak rapihnya kita dalam menyelesaikan masalah walaupun
tulisannya bagus dan jawabanya bagus, namun apabila tidak diletakkan bukan pada
tempatnya maka dilihatpun tidak enak.
Selanjutnya model kedua motivasi adalah dengan mengelompokkan peserta
yang nantinya disuruh mempresentasikan hasil solusi bersamanya diatas selembar
karto berwarna. Diselingi senam otak yang dipimpin Budi Prayogo (Kordinator
Komisi B), maka peserta masing-masing kelompok mulai mempresentasikan hasilnya.
Presentasi pertama diwakili oleh Iqbal (kord. PSDM IsEF), Taufik (Ketua IsEF),
Ghifari (kord. PSDM BEM), dan Ibnu (PRESMA).
“Solusi itu sendiri adalah saling peduli, tidak bersinggungan, fokus,
seimbang antara kanan dan kiri. Saling mendukung sehingga dapat kita sebut
Solid.” Terang Iqbal yang pernah menjadi ketua forum Depok STEI SEBI
Kemudian presentasi kelompok kedua dibawakan oleh Ghani (Ketua SSP) dan
pendamping hidup diormawanya Helmi (Wakil Ketua SSP). Kali ini gambar kartonnya
cukup bagus, indah, dan unik. Sebab dengan tulisan bagus dan presentase serta
gambar yang agak lucu.
“Apa yang dikhawatirkan dimasa depan yaitu Hablumminallah (52,7%),
Kekhawatiran terhadap diri sendiri (26,9%), dan cita-cita masa mendatang (21,74%).
Solusinya adalah Muhasabah, Aktif Berdiskusi, dan Mengenali Potensi Diri.
Selanjutnya ada dua hal yang sulit dihilangkan yaitu MALAS dan EGOIS.” ungkap
Ghani yang menjabat litbang dibintaro.
Selanjutnya dengan tulisan seadanya namun cukup banyak disampaikan kelompok
ketiga oleh Aria (Kord. PSDM IsEF), Johan (Kord. PSDM SSP) dan Juih (PSDM SSP)
“Permasalahan individu biasanya Ruhiyah, Manajemen Diri, Disorientasi,
Skala Prioritas, Kurang Visualisasi, Kepedulian, dan ketidak istiqomahan.
Adapun permasalahan organisasi biasanya Komunikasi, Kurang menjalankan peran Al
Qiyadah wal Jundiyah, Tidak ada Qudwah, dan Kurangnya Ukhuwah.” jelas Aria yang
menjabat sebagai Ketua HAMASAH dan Depnas Kaderisasi FOSSEI.
Terakhir presentasikan disampaikan oleh perwakilan kelompok yang
diwakili Khalid (PSDM BEM) dan Zen (Wapres 1 BEM).
“Adanya masalah ormawa pada Pengetahuan, Tarbiyah Dzatiyah (diri),
Ukhuwah, Manajemen Waktu, Regenerasi yang belum baik, Keikhlasan amal,
Kepercayaan terhadap kualitas diri, dan Eksklusifitas. Solusinya diantaranya
tingkatkan kordinasi, periksa amal yaumiyah, banyak baca buku terutama Fiqih
Prioritas, 5 S serta 4 T + itsar, studi banding, jadi karakter muntijah, dan 4
AS (kerAS, cerdAS, ikhlAS).” papar Khalid yang terlibat dalam Video GK yang ramai
dibicarakan orang diyoutube.
Puas menyantap bakso dan materi serta saling memberi dan mendengarkan
presentasi seputar ormawa, peserta diajak beristirahat untuk mempersiapkan
shalat malam dan subuh berjamaah. Paginya selepas shalat, alma’tsurat, dan olahraga,
peserta dihidangkan nasi uduk sebelum masuk perkuliahan. Dan acara yang cukup
bermanfaat inipun ditutup dengan lafadz hamdallah dan doa kafaratul majelis.
Lepas sudah kebingungan dan kegalauan masalah ormawa. Dengan hati ceria, tak
lupa terselip tugas dan kewajiban sanksi bagi para qiyadah.
*Prince
*Prince