Situs aplikasi pesan instan terpopuler, WhatsApp (www.whatsapp.com) telah dibajak dan diubah tampilan lamannya (deface) Selasa (8/10) waktu setempat. Kelompok peretas menamakan diri KDMS Team of Palestinian Hackers memproklamirkan diri sebagai pelaku pembajakan tersebut.
Arab Saudi Segera Blokir WhatsApp
Komisi Komunikasi dan Teknologi Informasi Arab Saudi bersiap-siap untuk memblokir layanan WhatsApp dalam beberapa hari ke depan, kata sumber pejabat tinggi kepada koran Al-Hayat dan dilansir Al-Arabiya Ahad (7/7/2013).
Pembicaraan antara Komisi dan pihak WhatsApp menampakkan, perusahaan pemilik aplikasi yang berbasis di Amerika Serikat itu tidak berbuah manis. WhatsApp menolak untuk mematuhi dan memenuhi peraturan yang berlaku di Arab Saudi.
Jika jadi diblokir, maka WhatsApp akan menyusul Viber yang lebih dulu dihentikan aksesnya di wilayah Saudi sejak bulan Juni kemarin. Menurut Komisi tersebut, Viber diblokir karena menolak untuk memenuhi persyaratan opersional yang diatur oleh undang-undang Saudi.
Awal bulan Maret Komisi mengumumkan bahwa pihaknya sedang mengkaji layanan sejumlah aplikasi komunikasi berbasis web seperti Skype, Viber dan WhatsApp, serta lainnya
Pendiri Whatsapp
Perjalanan Brian Acton hingga mendirikan WhatsApp bersama Jan Koum memang cukup panjang. Sebelum mendirikan WhatsApp, Brian Acton dan Jan Koum adalah salah satu veteran di Yahoo. Di Yahoo sendiri ia pernah menjabat di beberapa posisi. Bahkan ia juga pernah menjabat sebagai Senior Director, Engineering – Yahoo Marketplace. Pada tahun 2009, ia memutuskan untuk keluar dari Yahoo dan memilih untuk merintis usahanya sendiri. Saat pertama kali mendirikan aplikasi WhatsApp, pengguna aplikasi ini masih terbatas. Hanya beberapa orang saja yang menggunakan aplikasi ini. Namun perkembangan WhatsApp tampak cukup signifikan setelah mulai hadir dalam beberapa platform dan mulai merambah dunia internasional.
Sama seperti sebagian besar Sosok teknologi IT lainnya, Brian Acton juga memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Pada tahun 1988 ia kuliah di University of Central Florida. Pada tahun 1991 ia mengambil jurusan Economics & Computer Science di University of Pennsylvania. Setelah itu, ia mengambil jurusan Computer Science di Stanford University pada tahun 1994. Namun kesuksesannya dalam mendirikan WhatsApp bukan semata-mata hanya karena jenjang pendidikannya saja. Pengalamannya selama di Yahoo adalah senjata utamanya dalam membangun layanan pesan instan yang sangat sukses.
Sebelum mendirikan WhatsApp, Brian Acton memang diidentikkan sebagai veteran Yahoo. Namun sebelum menjadi karyawan Yahoo ternyata ia juga pernah bekerja di perusahaan besar IT lainnya. Beberapa perusahaan lain yang juga pernah menjadi tempat persinggahan Brian Acton adalah Apple Computer Inc, Adobe System dan Rockwell Internasional. Di Apple Computer Inc ia pernah bekerja di posisi Hardware Test Engineer dan Software Engineer. Sedangkan saat ia di Adobe System ia berada di posisi QA Engineer dan pada saat ia berkarir di Rockwell International (bekas perusahaan, termasuk yang diakui sisi dan bergabung dengan Perusahaan Yahudi), ia berada pada posisi System Administrator. Sebelum mencapai kesuksesan seperti yang telah ia raih saat ini, ternyata Brian Acton pernah bergabung pada beberapa perusahaan kelas dunia dan melalui perjalanan dari posisi bawah.
Sumber : Republika, FB Husin Jubaidi, Hidayatullah, bedahtekno
Editor : Prince Dakwah