Benarkah Salahuddin Pencetus Maulid Nabi ?

    Author: MMM SEBI Genre: »
    Rating




    Salahuddin Al Ayubbi adalah seorang pejuang Islam terbesar dalam Perang Salib. Bahkan orang-orang Eropa pun mengakui kehebatannya. Saladin (sebutan Eropa) sangat ditakuti dan terkenal ditelinga orang Eropa. Salahuddin lebih dikenal dalam sejarah dunia karena tekadnya yang luar biasa kuat untuk menaklukkan kota suci Al- Quds, Palestina. Beliau juga dikenal sebagai seorang Sultan yang cinta damai dan penuh toleransi. Sedangkan masyarakat Eropa, mereka merasakan keguncangan ekonomi yang luar biasa saat melawan Salahuddin al Ayubbi. Saat itu di seluruh daratan Eropa mengumumkan kebijakan pemungutan pajak / biaya perang yang cukup tinggi untuk melawan Salahuddin. Orang – orang Eropa menyebut peristiwa ini sebagai Saladin Thite.

    Saat Salahuddin menjadi Sultan, kondisi ummat Islam dalam kondisi yang mengenaskan secara rukhyah. Penyakit Wahn ( cinta dunia dan takut mati ). Penyakit hati ini menyebar dan tumbuh subur di dalam hati sebagian besar kaum muslimin sehingga api jihad benar benar padam. Sebagaimana kita tahu bahwa semangat jihad adalah modal tidak dimiliki oleh ummat lain. Sejarah membuktikan bahwa semangat jihad inilah yang menurunkan keridhoan Allah atas setiap kemengan ummat Islam. Seperti kemenangan Perang Badr, Yarmuk, Khandak, dan lainnya. Di sisi lain ukhuwah ummat muslim sangatlah hancur. Secara politik ummat Islam terpecah pecah dalam beberapa kerajaan dan kesultanan walaupun masih dalam satu kekhalifahan Abbasyah yang berpusat di Baghdad.

    Melihat kondisi seperti itu, Salahuddin berpikir bahwa untuk melawan pasukan salib tidak hanya membutuhkan pasukan dalam jumlah besar, melainkan juga api jihad yang berkobar-kobar dalam setiap jiwa kaum muslimin. Salahuddin ingin membangkitkan semangat jihad dengan menghadirkan kembali semangat juang dan kepahlawanan Rasulullah Muhammad saw. Kemudian Salahuddin menggagas sebuah festival yang dinamai dengan Maulid Nabi Muhammad saw. Tujuan dari festival ini adalah untuk mengembalikan semangat juang Rasulullah dengan mempelajari sirah-sirahnya. Di festival ini, dikaji habis-habisan sirah nabawiyah (sejarah nabi) dan atsar (perkataan) sahabat, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai perjuangan (jihad).


    Pada awalnya, gagasan Salahuddin ini di tentang oleh para ulama, karena kegiatan ini adalah bid’ah (kegiatan yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah). Salahuddin menegaskan bahwa acara ini bukanlah kegiatan ritual yang merupakan bid’ah yang dilarang, tetapi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan syiar. Kemudian Salahuddin meminta persetujuan kepada khalifah Abbasiyah, An-Nashir di Baghdad. Dan khalifah pun setuju dengan ide Salahuddin.

    Sebenarnya, merayakan hari kelahiran Nabi sudah sering diselenggarakan oleh Muzaffaruddin Gekburi, iparnya Salahudin yang juga Gubernur Ibril di Suriah Utara. Kemudian Gekburi, gagasan itu disampaikannya kepada Salahuddin, dan diapun menyambutnya. Sebagai penguasa Haramain (Mekkah dan Madinah), Salahuddin menghimbau kepada para jamaah musim haji tahun 579 H. Isi himbauannya: jika kembali ke kampung halaman atau negara masing supaya memberitahukan kepada semua ummat Islam bahwa sejak 12 Rabiul Awal 580 H/1184 M, Maulid Nabi dirayakan dengan berbagai kegiatan yang dapat membangkitkan semangat ummat.

    Salahuddin akhirnya merayakan Maulid Nabi untuk pertama kalinya pada tahun 580 H/1184 M. Selain itu, Salahuddin mengadakan sayembara penulisan riwayat Nabi Muhammad SAW. Pemenang sayembara itu adalah Syekh Ja’far Al-Barzanji. Hasil karyanya, kemudian diberi nama Kitab Al-Barzanji. Kitab itu ditulis untuk meningkatkan kecintaan ummat kepada Nabi Muhammad SAW dengan harapan dapat meningkatkan gairah dan semangat juang.


    Dalam kitab itu, riwayat nabi ditulis dengan bahasa sastra, ada puisinya bahkan ada kasidahnya. Juga digambarkan keagungan akhlak Rasulullah SAW dalam sikap dan prilakunya sehari-hari. Disana diceritakan kehidupan Rasulullah saw diantaranya kisah kepahlawanan, lika-liku kehidupan, pengorbanan, dan suka duka yang dialami Rasulullah ada di pelupuk mata tiap ummat Islam. Kerinduan luar biasa dan tangis mengingat perjuangan Rasulullah membangkitkan kembali semangat jihad ummat muslim.


    Hasil peringatan Maulid Nabi di era Salahuddin itu, ternyata sangat mencengangkan. Semangat Ummat Islam untuk menghadapi prajurit Eropa dalam perang salib kembali bergelora. Akhirnya pada tahun 583 H/1187 M, Salahuddin dan pasukannya berhasil merebut Yerussalem dari tangan bangsa Eropa. Kalau pernah nonton film Kingdom of Heaven, kira-kira seperti itulah kisah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi saat merebut kembali Yerussalem dan Masjidil Aqsa.


    Banyak perdebatan tentang Maulid Nabi. Ada yang melarang tapi ada juga yang membolehkan. Tapi satu hal yang harus kita ingat tentang Maulid Nabi adalah esensi utamanya, yaitu mengingat kembali kehidupan Rasulullah untuk membangkitkan semangat mempelajari Islam dan semangat berjihad. Tapi tampaknya peringatan Maulid Nabi saat ini terasa kering. Hanya sekedar peringatan saja tanpa memberikan effek pada yang mengadakannya.

    Sumber : Kompasiana dan Eramuslim
    Red : Prince

    Leave a Reply

    Jam

    Category

    Kalender Hijriah


    Jumlah Pengunjung