1. Muadz, anak Tuna Netra yang Hafal Qur’an Usia
11 Tahun
Mu’adz namanya, ia
adalah seorang anak yang sejak kecilnya ditaqdirkan kurang beruntung, ia tidak
dapat melihat layaknya manusia normal (buta). Sampai disini tidak ada yang unik
pada diri Mu’adz, karena bukan hanya ia yang ditaqdirkan buta di dunia
ini.
Namun yang membuat unik adalah walau buta ia mampu menghafal
Al-Qur’an lengkap 30 juz. Sejak awal ia mulai menghafal dengan penuh kesabaran,
dan tentunya dengan motivasi yang tinggi, hingga pada usianya yang ke 11
tahun ia berhasil menghatamkan Al-Qur’an.
Pembaca
sekalian, mungkin bagi kita yang memiliki penglihatan normal, kita menganggap
mata adalah jendela dunia. Tanpanya, hidup ini terasa tak lengkap dan sempurna.
Bayangkan saja jika sejak lahir kita tidak memiliki mata normal, atau
sebelumnya memiliki penglihatan normal namun pada akhirnya ditakdirkan buta (Nau’udzubillah),
apa yang terjadi? Kita tidak bisa melihat dan tentunya sangat sedih. Namun
tidak demikian bagi anak ini, ia sama sekali tidak pernah mengeluh atas derita
yang ia alami, bahkan ia bersyukur atas kondisinya ini. Keterbatasan fisik
tidak membuatnya terhalang untuk menghafal Al-Qur’an. Ia menganggap takdirnya
ini (buta) menjadi jalan baginya untuk bisa hafal Al-Qur’an.
Dalam sebuah video rekaman
acara tv seorang imam masjid, yaitu Syaikh Fahd Al-Kandari, mewawancarai Mu’adz
yang juga merupakan pembawa acara pada acara tersebut. Beliau menanyakan
perihal bagaimana ia belajar dan menghafal Al-Qur’an padahal ia memiliki
keterbatasan fisik. Semangatnya untuk menghafal ayat-ayat Allah yang mulia
membuat langkah kakinya ringan untuk pergi ke tempat gurunya.
“Pada awalnya hanya
satu hari dalam sepekan. Lalu saya mendesak beliau (syaikhnya) dengan sangat
agar menambah harinya untuk menghafal qur’an, sehingga menjadi dua hari dalam
sepekan. Syaikh saya sangat ketat dalam mengajar. Beliau hanya mengajarkan satu
ayat saja setiap hari,” ungkap muadz
Yang
lebih mengagumkan dalam dialog itu adalah pernyataannya tentang kebutaannya. Ia
tidak berdoa kepada Allah agar Allah mengembalikan penglihatannya, namun rahmat
Allah-lah yang ia harapkan.
Tentu saja, setelah
mendengar kalimat mulia anak ini, semua yang ada di studio saat itu diam.
Penyiar TV nampak berkaca-kaca dan air matanya menetes. Para pemirsa di stasiun
TV serta kru TV tersebut juga tak tahan menitikkan air mata.
“Pada saat ini, saya teringat
banyak kaum muslimin yang mampu melihat namun bermalas-malasan dalam menghafal
kitab Allah, Al-Quran. Ya Allah, bagaimana alasan mereka besok (di
hadapan-Mu)?” kata Syaikh Fahd Al-Kanderi.
2. Muhammad Gozy Basayev, penghafal cilik usia 8
tahun dari Makassar
Muhammad Gozy Basayev nama lengkapnya.
Lahir 24 Juni 2000, Gozy - biasa dia dipanggil - adalah putra pertama pasangan
M.Natsir dan Erika yang bertempat tinggal di Makassar Sulawesi Selatan. Sejak
usia 6 tahun, Gozy telah memulai untuk menghafal Al-Qur'an dan dalam waktu 2
tahun dia berhasil menghafal seluruh Al-Qur’an diluar kepala.
Inspirasi dari Shamil Basayev (Mujahidin
Chechnya)
Ketika Gozy lahir saat itu sedang
terjadi perang antara mujahidin Chechnya melawan pasukan Rusia. Salah
seorang komandan perang Chechnya yang terkenal ketika itu adalah
Shamil Basayev. Dia adalah seorang Mujahid yang gagah berani dan juga seorang
yang hafidz Al-Qur’an. Ayah Gozy sangat terinspirasi dengan profile beliau
sehingga memberikan nama anaknya Muhammad Gozy Basayev yang berarti Muhammad –
diambil dari Nabi Muhammad, Gozy yang berarti pejuang dan
merupakan syuhada Kaukasus pada abad perengahan sedangkan Basayev merupakan
nama belakang Shamil Basayev.
Lahir dari Keluarga biasa dan hampir dimasukkan ke sekolah Nasrani
Pada umumnya, seorang penghafal
Al-Qur’an lahir dari keluarga yang sangat dalam ilmu keislamannya. Gozy kecil
lahir bukan berasal dari keluarga Ustadz ataupun kyai tetapi datang dari
seorang ayah yang hanya seorang karyawan di sebuah perusahaan musik dan Ibu
rumah tangga. Kemampuan membaca Al-Qur’an kedua orangtuanya pun biasa-biasa
saja. Tetapi walaupun demikian kedua orang tuanya memiliki harapan yang sangat
tinggi terhadap anaknya yaitu menjadi penghafal Al-Qur’an.
Berdasarkan referensi yang penulis
dapatkan langsung dari ayahnya, Gozy kecil pada awalnya akan dimasukkan ke
sekolah Nasrani dengan alasan gengsi dan kualitas sekolah yang lebih baik,
tetapi Allah SWT ternyata merencakan lain dan mentakdirkan Gozy untuk masuk
kedalam Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) di kota Makassar.
Sebenarnya kemampuan luar biasa Gozy
dalam menghafal Al-Qur’an pertama kali ditemukan bukan oleh kedua orangtuanya
tetapi oleh guru privatenya Dra Almira W yang biasa di panggil oleh Gozy
sebagai Kak Mira.
Ketika pertama kali bergabung dengan
sekolah ini Gozy sempat kaget karena rata-rata teman-temannya disekolah
tersebut telah hafal lebih dari 1 Juz sedangkan dirinya pada saat itu baru
hafal Juz 30. Selain itu Gozy juga di “vonis” mempunyai masalah pernafasan
yaitu nafasnya pendek sehingga beberapa kali gagal dalam tes menjadi penghafal
Al-Qur’an.
Tetapi saat itu Gozy dengan sabar
terus berusaha dan melatih kemampuannya di rumah bersama kedua orangtuanya.
Akhirnya setelah itu, Gozy pun dapat diterima sebagai penghafal Al-Qur’an dan
bertambah semangat.
Untuk mengatasi masalah
pernafasannya Orang tua Gozy melatihnya dengan rutin mengajak dia berenang.
Berdasarkan pengakuan dari sang
ayah, selain rajin berlatih salah satu kunci kesuksesan untuk mudah menghafal
Al-Qur’an adalah dengan menjaga agar jangan sampai ada makanan tidak halal
yang dikonsumsi oleh Gozy. Oleh karena itu
Ibunya memesankan catering dari sekolahnya untuk memastikan sumbernya. Selain
itu kedua orangtuanya juga berusaha sekuat tenaga untuk memberikan teladan yang
baik kepada Gozy dalam hal perilaku.
Khatam Menghafal pada saat ulang tahun sang ayah
Gozy berhasil menyelesaikan hafalan
Al-Qur’an nya tepat pada tanggal 30 Juli 2008 atau tepat pada ulang tahun
ayahnya. Dia memang berniat menyenangkan ayahnya sehingga dia pun rela untuk
menambah hafalannya hingga 1 Juz per hari.
Sampai saat ini Gozy masih secara
rutin mengulang-ulang hafalan Al-Qur’an nya untuk menjaga agar tidak hilang dan
semakin lancar.
3. Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i, Hafal Qur’an usia 5 tahun
Husein Tabataba'i lahir pada tanggal
16 Februari 1991 di kota Qom, sekitar 135 kilometer dari Teheran, ibu kota
Iran. Seorang anak Iran bernama Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i, yang
mulai belajar Al Quran pada usia 2 tahun, dan berhasil hafal 30 juz dalam usia
5 tahun!
Pada usia sebelia itu dia tidak hanya mampu menghafal seluruh isi Al
Quran, tapi juga mampu menerjemahkan arti setiap ayat ke dalam bahasa ibunya
(Persia), memahami makna ayat-ayat tersebut, dan bisa menggunakan ayat-ayat itu
dalam percakapansehari-hari.
Bahkan dia mampu mengetahui dengan
pasti di halaman berapa letak suatu ayat, dan di baris ke berapa, di kiri atau
di sebelah kanan halaman Al Quran. Dia mampu secara berurutan menyebutkan
ayat-ayat pertama dari setiap halaman Al Quran, atau menyebutkan ayat-ayat
dalam satu halaman secara terbalik, mulai dari ayat terakhir ke ayat pertama.
Yang lebih mengagumkan lagi, di usia
7 tahun Husein berhasil meraih gelar doktor honoris causa dari Hijaz College
Islamic University, Inggris, pada Februari 1998. Saat itu, Husein menjalani
ujian selama 210 menit, dalam dua kali pertemuan. Ujian yang harus dilaluinya
meliputi lima bidang. Yakni, menghafal Al Quran dan menerjemahkannya ke
dalam bahasa ibu, menerangkan topik ayat Al Quran, menafsirkan dan menerangkan
ayat Al Quran dengan menggunakan ayat lainnya, bercakap-cakap dengan
menggunakan ayat-ayat Al Quran, dan metode menerangkan makna Al Quran dengan
metode isyarat tangan.
Setelah ujian selesai, tim penguji
memberitahukan bahwa nilai yang berhasil diraih bocah itu adalah
93. Menurut standar yang ditetapkan Hijaz College, peraih nilai 60-70 akan
diberi sertifikat diploma, 70-80 sarjana kehormatan, 80-90 magister kehormatan,
dan di atas 90 doktor kehormatan (honoris causa). Pada 19 Februari1998,
bocah Iran tersebut menerima ijazah doktor honoris causa dalam bidang Science
of The Retention of The Holy Quran.
Selama di Inggris, Husein juga
diundang dalam berbagai majelis yang diadakan komunita smuslim
setempat. Umumnya hadirin ingin menguji kemampuan bocah ajaib tersebut.
Uniknya, Husein menjawab semua pertanyaan dengan mengutip ayat Al
Quran. Contohnya, dalam satu forum seseorang bertanya, "Bagaimana
pendapatmu tentang budaya Barat?" Husein menjawab, "(Mereka)
menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya." (QS 19:59).
Penanya lain bertanya, "Apa
yang dilakukan Imam Khomeini terhadap Iran?" Husein menjelaskan,
"(Dia) membuang dari mereka beban - beban dan belenggu-belenggu yang ada
pada mereka." (QS 7:15). Maksudnya, pada masa pemerintahan monarki,
rakyat Iran terbelenggu dan tertindas. Lalu Imam Khomeini memimpin
revolusi untuk membebaskan rakyat dari belenggu dan penindasan. Sehingga
beberapa kalangan meyakini bahwa Husein cilik ini bermazhab syiah.
4. Tabarak
Labudi usia 4,5 tahun telah hafal Al Qur’an
Anak
kecil asal Saudi Arabia ini hafal qur’an dalam usia yang sangat belia.
Keluarganya mendapati kemampuan Tabarak sebagai penghafal Al-Qur`an sejak ia
masih berusia dua setengah tahun. Ketika itu, kami menghadiri sebuah acara
salah seorang rekan kami. Ketika itu, ia (Tabarak) menolak untuk ikut menyanyi
dengan anak-anak lainnya.
Yang
kemudian membuat kami terkejut karena ia mampu mengulangi lirik lagu itu enam
bulan setelah kejadian tersebut. Tabarak mengatakan secara spontan bahwa ia
mengaku tidak mengikuti film kartun, “Saya tidak ingin menontonnya (film
kartun) karena ini membuat anak-anak memukul saudara-saudara mereka”, ujar
Tabarak. Ia juga memandang bahwa film-film tersebut mengajarkan jiwa mereka
terutama karena anak-anak sering meniru apa yang ia lihat di depan layar
televisi.
Pada
awal pernikahan, kedua orang tua Tabarak sepakat untuk mengikuti program khusus
menghafal Al-Quran. Keduanya mampu menghapal tujuh juz: juz Tabarak dan juz
Amma, surah al-Fatihah hingga surah an-Nisa. Hingga kemudian ibunya berhenti
karena hamil dan melahirkan Tabarak.
Ini
kemudian membuat hanya sang Ayah yang meneruskan untuk menghafal Al-Qur`an
secara lengkap. Meski demikian, Rasha akhirnya mampu mengkhatami al-Quran
bersama dengan anaknya, Tabarak, setelah ia menghapal Al-Qur`an
Menurut
Rasha, anaknya telah menghapal 80 persen Al-Quran ketika di rumah, sedangkan
sisanya ia hapal ketika bergabung dengan halaqah tahfidz (kumpulan
penghafal)—yang pada awalnya menolak Tabarak karena usianya yang masih muda,
namun kemudian menerima karena ia telah menghafal lebih dari separuh Al-Quran.
Pangeran Mishaal bn
Majed, Gubernur Jeddah menganugerahi penghargaan kepada Tabarak Labudi setelah
ia memenangi kompetisi penghafal Al-Quran termuda di dunia. Ini berlangsung
pada acara yang ke-29 di Jam’iyah khairiyah litahfizil quran, Jeddah
5. Rukkayatu Fatahu
Umar, Anak Perempuan cilik yang hafal Qur'an usia 3 tahun
Sungguh menakjubkan bocah asal Nigeria yang satu ini. Ia
mampu menghafal seluruh isi Alquran di usia tiga tahun delapan bulan. Rukkayatu
Fatahu Umar, demikian nama bocah perempuan tersebut.
Dikutip dari Nigerian Tribune, Rukkayatu begitu gembira
dengan prestasinya. Ia sangat senang menghafal Alquran bahkan ingin anak-anak
di seluruh dunia dapat belajar dan menghafal Kitabullah sepertinya.
Rukkayatu mulai menghafal kitab suci di sebuah sekolah Quran
milik Yayasan Syekh Dahiru Usman di Barkin Ruwa Askulaye di Kaduna. Syaikh
Dahiru Uslam bukan lain merupakan kakek Rukkayatu. Bukan ikut bersekolah, gadis
kecil tersebut selalu turut serta sang ibu yang merupakan pengajar di sekolah
tersebut.
Di kelas hafalan, ia pun terbiasa mendengarkan bacaan
Alquran. Hingga kemudian Rukkayatu ikut membaca ayat-ayat Quran bersama para
siswa, bahkan menghafalnya. "Ia terus menghadiri kelas menghafal hingga
saat ini ia telah menyelesaikan hafalan seluruh Alquran," ujar sang ibu,
Sayyada Maimunatu.
Sang kakek, Sheikh Dahiru Usman, ingin menunjukkan kebenaran
kabar prestasi cucunya. Ia ingin membuktikan bahwa prestasi si kecil Rukkayatu
bukanlah sebuah kebetulan melainkan karena ia belajar dengan sungguh-sungguh.
Syaikh pun kemudian meminta Rukkayatu berdiri dihadapan sekumpulan orang-orang
termasuk beberapa ulama. Mereka menguji hafalan dan kebenaran bacaan Qur'an
Rukkayatu. Hasilnya begitu menakjubkan mereka.
Sepertinya menghafal Quran sudah menjadi prestasi keluarga
Rukkayatu. Ibunya, Sayyada Maimunatu telah menjadi hafizhah di usia 12 tahun.
Ayahnya, Fatahu Umar Pandogari pun merupakan hafiz Qur'an. Didikan sang kakek,
yang merupakan ulama terkenal di kawasan Bauchi, Sheikh Dahiru Usman
menghasilkan keluarga penghafal AlQuran.
Ibunya berniat baru akan
memasukkan Rukkayatu ke sekolah umum setelah usianya 10 tahun. Sebelum usia 10 tahun,
Rukkayatu akan difokuskan pada pembelajaran Alquran dan Islam.
6. Farih Abdurrahman
Hafal Al Qur’an Usia 3 Tahun yang Menggemaskan
Anak kecil ini usianya masih tiga tahun. Siapapun yang
melihat sosoknya, pasti gemas. Matanya yang berbinar, senyumannya yang
polos, raut mukanya yang bersih dan polahnya yang ceria. Farih, ia bukan anak
biasa. Ia anak istimewa. Sebagian orang bahkan menyebutnya sebagai “at thiflu
almu’jizah” atau bocah mukjizat. Tentu saja, mukjizat tidak dalam arti
sebenarnya.
Sebagaimana yang umum berlaku di Aljazair, pembacaan Alquran
dilakukan lewat riwayat Hafash dari Ashim melalui Asy Shatibi. Itulah yang
dibunyikan oleh Farih. Nama Farih Abdurrahman, menjadi pembicaraan hangat
Muslim Aljazair. Beberapa kesempatan ia diminta tampil untuk membacakan
ayat-ayat Alquran yang dihapalnya. Atau sekedar membacakan doa panjang Khatmul
Qur’an. Seperti ketika ia diundang untuk tampil di hadapan para jamaah masjid
di Aljazair, termasuk Presiden Aljazair, Bouteflika.
Suara bacaan Farih, meski dengan lisan
sedikit cadel, tajwidnya sangat bagus. Kelancaran hapalannya memukau para
hadirin. Dan menurut pendapat para qari di negara tempat tinggalnya, Farih yang
baru berusia tiga tahun itu, sudah bisa membunyikan Al Quran secara tartil yang
benar. Artinya, benar panjang pendek dan cara membacanya. Begitulah Farih, satu
dari anugerah Allah yang jarang kita jumpai di dunia ini. Akhirnya Ibunda Farih
menuturkan bagaimana awal mula anaknya bisa menghapal surat-surat panjang Alquranul
Karim. Lalu juz demi juz. Sang ibu baru menyadari kemampuan anaknya yang cepat
menghapal. Al Quran itu setelah ia melewati usia dua tahun.
Dan uniknya, selama usia sebelum dua
tahun, Farih bisa dikatakan belum bisa berbicara seperti anak-anak sebayanya.
Tapi, ketika usianya melewati dua tahun, terjadilah peristiwa luar biasa bagi
Farih. Awal pertama kalimat yang terucap baik dari mulutnya adalah… potongan
surat Al Kahfi.
“Ketika dalam kondisi hamil, saya
membaca Al Quran. Dan setiap hari Jum’at saya membaca surat Al Kahfi. Sedangkan
setiap hari saya membaca mu’awizatain (Surat An naas dan Al Falaq), surat Al
Mulk dan Maryam. Lalu setelah kelahiran Farih Abdurrahman, saya membacakan Al
Quran setiap hari kepadanya.
Ibunda Farih Abdurrahman
bukanlah penghapal Al Quran. Ia hanya seorang ibu yang memiliki ikatan emosi
yang kuat dengan Alquran dan Dzikir. Ia juga memiliki hubungan batin yang kuat
dalam berdialoq dengan janinnya saat mengandung. Dan ketika Farih lahir, secara
berkala, ibunda Farih juga kerap memperdengarkan bacaan Alquran lewat channel
televisi setiap hari.
7. Syarifuddin Khalifah, Anak Kecil
Keluarga Katolik dalam Usia 1.5 Telah
Hafal Al-Quran yang Mengislamkan Ribuan Orang
Sharifuddin Khalifa boleh dibilang anak ajaib. Anak
yang terlahir di Tanzania, Afrika Timur pada Desember 1993 itu berasal dari
keluarga Katholik. Namun, pada usia 1,5 tahun, Khalifa sudah hafal 30 juz
Alquran dan shalat lima kali sehari.
Dan bahkan anehnya lagi, dia tidak hanya hafal Al Qur'an, tapi juga mampu menghafal Injil secara lengkap
Dan bahkan anehnya lagi, dia tidak hanya hafal Al Qur'an, tapi juga mampu menghafal Injil secara lengkap
Subhanallah, ia mampu menghafal Alquran tanpa ada orang yang
mengajarinya. Awalnya, kedua orangtua Khalifa mengira anaknya dikuasai setan.
Namun, tetangganya yang Muslim memahami apa yang diucapkan anak ajaib itu.
Akhirnya, kedua orangtuanya menyadari bahwa putranya adalah tanda kebesaran
Sang Khalik. Kedua orangtuanya pun memeluk Islam.
Meski berbahasa ibu Swahili, Khalifa mampu berbicara dan berpidato dalam bahasa Arab, Inggris, Prancis, dan Italia tanpa belajar. Pada usia empat hingga lima tahun, ia sudah berkeliling Afrika dan Eropa untuk berceramah dan mengajar. Berkat dakwaahnya, ribuan orang memeluk Islam. Di Kenya, Afrika sebanyak 1.000 orang berduyun-duyun bersyahadat setelah mendengar ceramahnya.
Meski berbahasa ibu Swahili, Khalifa mampu berbicara dan berpidato dalam bahasa Arab, Inggris, Prancis, dan Italia tanpa belajar. Pada usia empat hingga lima tahun, ia sudah berkeliling Afrika dan Eropa untuk berceramah dan mengajar. Berkat dakwaahnya, ribuan orang memeluk Islam. Di Kenya, Afrika sebanyak 1.000 orang berduyun-duyun bersyahadat setelah mendengar ceramahnya.
Dulu
Saat umur 1 bulan, ketika dibawa ibu dan ayahnya ke gereja untuk dibaptis
beberapa meter sebelum sampai di gereja anak itu bisa bicara: “Ibu
jangan baptis aku, aku adalah orang yang beriman kepada Alloh dan rosul-Nya
yaitu Muhammad”.
Kata-kata
anak ini benar-benar membuat bulu kunduk mereka merinding, mereka gemetar dan
saling memandang dalam kebingungan dan tidak percaya apa yang didengarnya dari
anak mereka ini. Saking gemetarnya berduapun kembali ke rumah dan tidak jadi
membaptis anak mereka tersebut.
Ketika umur 2 bulan,
bayi melarang ibunya untuk menyusuinya dengan cara bayi itu tidak mau disusui
ibunya. Sampai-sampai konsultasi ke dokter spesialis anak ternyata anak
tersebut dalam keadaan sehat walafiyat. Tapi mengapa tidak mau disusui.
Kalimat
pertama yang diucapkan ketika 4 bulan, adalah QS Al-Baqoroh 54 “Maka bertaubatlah kepada Tuhan yang
menjadikan kamu, dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada
sisi tuhan yang menjadikan kamu, maka Alloh akan menerima taubatmu.
Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.
Dengan
kalimat tersebut kedua orang tua dan semua yang hadir dari beberapa orang
tetangga hanya bisa saling memandang dan takjub serta kebingungan. Mereka tidak
faham bahasa yang diucapkan oleh bayi tersebut, karena bukan bahasa Inggris
atau Kiswahili. Saking bingungnya dengan kondisi itu beberapa yang hadir ada
yang mengatakan bahwa bayi itu karasukan setan / sejenis ruh jahat.
Maka
Domisia meminta suaminya untuk memanggil pendeta dari gereja terdekat untuk
mendoakan anaknya yang menurut mereka sedang kerasukan setan/ruh hajat itu.
Ternyata setelah pendeta itu datang, tidak sanggup mengusir setan dari tubuh
anak kecil yang mungil itu. Saat itu hadirlah tetangganya bernama Ayyub yang memberitahukan keislaman sang anak tersebut. Tetangganya tersebut sempat sujud syukur menyaksikan kehebatan ciptaan Allah SWT.
Semoga tulisan ini menjadi penyemangat kita semua untuk menghafal Al Qur'an dan menjaganya bagi yang telah Hafal.
Sumber :
spotlite, radiodaqu, Zakylife.files.wordpress, islampos,
harianbangsa, nasehat islam, republika, zakiyu wordpress, dhaniesdailynotes
spotlite, radiodaqu, Zakylife.files.wordpress, islampos,
harianbangsa, nasehat islam, republika, zakiyu wordpress, dhaniesdailynotes
Red: Prince
Alhamdulillah insyaALlah saya akan mcuba melahirkan anak yang menghafal alquran serta beramal dengan isi kandungannya
Subhanallah
subhanallah...
Masha Allah... Semoga aku juga bisa hafal satu Al-Quran
ID
MasyaAllah, semoga anak saya menjadi hafiz Alquran. Aaamiin
Sertifikasi ISO 9001
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Masya Allah, Subhanalah.
Semoga saya bisa menjadi penghafal Alqur'an.
Amiin...
Masya Allah, Subhanalah.
Semoga saya bisa menjadi penghafal Alqur'an.
Amiin...
luar biasa masih kecil sudah hafal Al Qur'an