Pada laga yang disiarkan secara langsung RCTI itu, dan berlangsung di Stadion Gelora Sriwijaya, Rabu (25/9/2013) malam WIB, Indonesia dan Palestina bermain sama kuat 1-1 pada babak pertama.
Palestina unggul lebih dulu di menit 16. Ashraf Waghra mengaksekusi tendangan bebas yang berhasil masuk ke gawang yang dikawal oleh Andritany Ardhiyasa.
Indonesia, seperti dilansir detiksport, akhirnya mampu membalas pada menit ke-29. Gol itu dicetak oleh Sunarto lewat titik penalti setelah sebelumnya terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh Tamer Seyam pada Fandi Eko Utomo di kotak 16 meter.
Palestina kembali unggul pada menit 62 setelah Alfin Tuasalamony melakukan pelanggaran di kotak penalti. Wasit menunjuk titik putih, Ashraf Waghra yang menjadi algojo sukses menjaringkan bola ke gawang tim ‘Merah Putih’.
Di sisa pertandingan tim besutan Rahmad Darmawan itu tak bisa mencetak gol penyeimbang. Skor 1-2 tak berubah hingga laga usai.
Dengan hasil ini, maka semua tim di Grup B sama-sama mengumpulkan tiga angka. Tapi, Maroko dan Indonesia berhak melaju ke babak semifinal sebab unggul selisih gol.
Maroko akan berhadapan dengan runner-up A, Arab Saudi. Sementara Indonesia akan berhadapan dengan Turki.
"Selamat buat Indonesia. Indonesia tim yang bagus begitu dengan pemainnya. Yang jelas kami telah berusaha memberikan yang terbaik," katanya usai pertandingan di Stadion Jaka Baring, Palembang, Rabu (26/9).
Unggul selisih gol, Indonesia menjadi runner up Grup B dan akan bertemu dengan juara Grup A, Turki di semifinal. Pertandingan Indonesia versus Turki ini bakal dilangsungkan di Stadion Jaka Baring, Palembang, Jumat (27/9).
Sejarah Islamic Solidarity Games
The Islamic Solidarity Games Federation (ISSF) adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk pengarahan dan pengawasan terhadap Islamic Solidarity Games.
Acara ISG yang pertama diadakan pada tahun 2005 di Arab Saudi dan saat ini tercatat 57 anggota Organisasi Konferensi Islam. Warga non-Muslim di negara-negara anggota juga diperbolehkan untuk mengambil bagian dalam Olimpiade.
Acara ISG kedua yang awalnya dijadwalkan berlangsung pada bulan Oktober 2009 di Iran, dan kemudian kembali dijadwalkan ulang untuk dilaksanakan bulan April 2010, dibatalkan setelah terjadi perselisihan antara Iran dan Dunia Arab atas penggunaan istilah Teluk Persia pada logo untuk Olimpiade, karena beberapa negara di dunia Arab menggunakan istilah “Teluk Arab” untuk merujuk ke Teluk Persia. Sengketa nama telah menjadi sumber berulang ketidakharmonisan antara negara-negara Arab dan Iran.
Acara ISG ketiga berikutnya berlangsung pada tanggal 22 September – 1 Oktober tahun 2013 di Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Sumatera Selatan ditunjuk menjadi tuan rumah SEA Games XXVI/2011 telah mendapatkan payung hukum berupa penetapan resmi selaku tuan rumah ISG dari presiden melalui surat Keputusan Presiden (Keppres) pada 29 Juli 2013. Komite pelaksana telah terbentuk untuk menjalankan event ini dengan website resmi www.inaisgoc2013southsumatera.com.
ISG 2013 diikuti 44 negara peserta yang akan mempertandingkan 13 cabang olahraga yaitu: atletik, renang, panahan, bulu tangkis, bola basket, sepak bola, karate, taekwondo, tenis, bola voli, voli pantai, angkat besi, dan wushu. Tercatat sekitar 1.743 oang atlet, 589 orang ofisial akan ambil bagian pada perhelatan itu. Pertandingan olahraga ISG itu sendiri dimulai seminggu sebelum pembukaan yaitu sejak tanggal 15 September 2013.
Kontingen Merah Putih diharapkan bisa menembus 10 besar. Target itu berarti ada perbaikan posisi dari saat ISG I di Arab Saudi dimana Indonesia hanya menduduki peringkat 18.
Indonesia dengan kontingen ISG 2013 yang berjumlah 345 orang yang terdiri atas 146 atlet putra, 87 atlet putri, 79 ofisial, dan 33 pelatih kepala menargetkan ranking 15 atau meningkat dari posisi pada event ISG sebelumnya di ranking 18.
Indonesia sebagai tuan rumah akan turun dalam seluruh 13 cabang olahraga antara lain atletik, renang, panahan, bulu tangkis, sepak bola, tenis, wushu, voli pantai, voli, basket, taekwondo, karate, dan angkat besi.
Sumber : Republika, jurnalisindependen
Editor : Prince Dakwah