PEMBERDAYAAN EKONOMI BERBASIS MASJID

    Author: MMM SEBI Genre: »
    Rating




                    Melihat fenomena zaman sekarang, sebagian besar kaum muslimin beranggapan bahwa keberadaan masjid di lingkungannya hanya sekedar sebagai tempat ritual keagamaan saja. Itu adalah sebuah persepsi yang harus dibenahi oleh kaum muslimin sendiri. Apakah kita tidak menyadari, bahwa hal yang pertama dilakukan oleh Rasulullah Saw. ketika berhijrah dari Mekah ke Yatsrib (madinah), adalah membangun masjid. Mengapa, karena Rasulullah Saw menjadikan masjid sebagai pusat dari berbagai kegiatan yang penting. Mulai dari pusat peribadatan, pusat pemerintah, pusat kajian ilmu, mengatur strategi perang, bahkan pusat perkonomian.

                    Mengembalikan fungsi masjid yang ideal memang memerlukan waktu yang tidak sebentar, bahkan bisa dikatakan kita berjuang selama hidup kita untuk menjadikan masyarakat yang senatiasa hatinya terikat dengan masjid. Sebagaimana Rasulullah Saw. pernah bersabda:

    “Ada tujuh golongan orang yang mendapat naungan di padang masyhar, yang tidak ada naungan kecuali naungan dari-Nya: pemimpin yang adil, orang yang saling mencintai dan membenci karena Allah, seseorang yang hatinya terikat dengan masjid,....” (HR. Bukhori  dan Muslim)

    Hadist ini mengisyaratkan agar kita menjadi seorang yang akhlaknya senantiasa mengikuti tabi’at masjid yaitu baik dan menyebarkan kebaikan, dan selalu tergerak untuk memakmurkannya.

                    Dan apabila kita melihat sejarah lebih lanjut, bahwasanya islam disebarkan di Indonesia oleh para mubaligh dari jazirah Arab, melalui jalur perekonomian dengan aktifitas di dalam pasar. Mereka mulai menyebarkan nilai-nilai islami dalam perniagaan mereka. Dan uniknya, bahwa masjid pertama di pulau Jawa justru terletak di dalam pasar, mengapa tidak membangun masjid di tempat yang sunyi, sebagaimana tempat ibadah agama lain. Hal ini memiliki tujuan, yaitu agar masyarakat senantiasa mudah untuk menyeimbangkan kehidupan mereka yang bersifat duniawi dan ukhrowi. Allah swt pun menggambarkan dinamika kehidupan kaum muslimin, seperti dalam QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10, yang artinya: 

    “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli,yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.

                    Terlihatlah bagaimana etos kerja kaum muslimin era sahabat dalam mencari kehidupan dunia, dengan menyeimbangkan dengan kehidupan akhirat. Pada ayat kesepuluhnya, Allah swt pun memerintahkan untuk melanjutkan aktifitas setelah melakukan sholat (ibadah). Sungguh inilah sebuah keistimewaan islam dalam membangun peradaban manusia melalui masjid sebagai pusatnya.

    .               Di sini kita akan mencoba membahas kajian pengembangan ekonomi berbasis masjid. Membangun perekonomian berbasis masjid sudah bukan merupakan hal yang mustahil. Dimulai dari kesadaran kaum muslimin untuk senantiasa hatinya terikat dengan masjid dalam artian selalu memakmurkannya. Ketika kaum muslimin sudah terbiasa bergaul di dalam masjid, sudah dipastikan mereka membuat sebuah majlis yang di mana ditekankan untuk hal mencari ilmu (baca = majlis ta’lim). Di sinilah awal dari pengembangan berbagi aspek kehidupan. 

                    Hal yang pertama kali  untuk memulai proses pengembangan perekonomian di dalam masjid, adalah dengan membuat sebuah komunitas khusus di antara mereka. Misalnya koperasi di antara anggota majelis ta’lim.  Pada awalnya, mereka bisa memulai untuk meningkatkan produktifitas dengan wadah koperasi tersebut. Sehingga aktifitas di dalam masjid tidak hanya identik dengan ritual keagamaan saja di mata masyarakat luas. Ditunjang dengan sistem koperasi yang sarat syari’ah, sehingga dapat menguatkan makna perekonomian berbasis masjid. 

                    Tidak hanya sampai di sana, hal ini bisa menjadi sarana untuk mendakwahkan nilai-nilai islam kepada seluruh masyarakat. Dan diharapkan bisa meluaskan hubungan dengan masyarakat luas. Masyarkat bisa dibina dalam masalah keislaman dan perekonomian khususnya, sehingga bisa mencetak masyarakat yang mempunyai keahlian perekonomian yang telah digariskan oleh Allah dan Rosul-Nya. Dan izzah islam bisa terangkat oleh kekuatan ekonomi kaum muslimin sendiri.

                    Wallahu A’lam Bisshowab.

    Oleh: Rizki Nugraha

    Leave a Reply

    Jam

    Category

    Kalender Hijriah


    Jumlah Pengunjung